Sekitar bulan Juni 2018, karena dibatalkannya jadwal pertandingan sepak bola, 12 orang remaja Thailand dengan didampingi pelatihnya berkumpul untuk berlatih. Setelah berlatih, mereka meminta ijin untuk masuk ke sebuah goa. Goa ini adalah goa yang biasa di masuki oleh penduduk setempat, tetapi kali ini entah mengapa, mereka masuk terlalu dalam yang bisa diakses dalam keadaan kering, lalu mereka terjebak karena air mulai pasang sehingga mereka masuk lebih dalam lagi agar tidak terkejar oleh air. Namun, tak disangka bahwa mereka terjebak di dalam goa yang gelap itu dengan persediaan makanan yang begitu terbatas dan minim selama 17 hari. Bayangkan, mereka terjebak dalam goa yang gelap, harus minum dari tetesan air yang menetes dari langit-langit goa dan tidak ada kepastian kapankah mereka bisa keluar dari sana. Yang pasti mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri, mereka butuh campur tangan tenaga ahli untuk dapat menyelamatkan mereka keluar dari goa tersebut.

Luar biasanya, ketika masyarakat bahkan dunia mengetahui akan kondisi ini, 18 penyelam professional dan tim SAR dari berbagai negara datang untuk menyelamatkan mereka. Untuk dapat menyelamatkan 1 orang, mereka harus mengutus 2 penyelam professional dengan berbagai alat selam dan keselamatan dengan memakan waktu 7 jam karena harus melewati medan yang tidak mudah. Pada akhirnya mereka semua dapat diselamatkan dalam 2 hari. [1]
Itulah sedikit gambaran manusia yang hidup di dalam dosa. Kita hidup dalam kegelapan dan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Upaya manusia untuk mencari keselamatan dengan kekuatan dan kebaikannya sendiri (autosoteric) tidak akan mampu untuk menemukan Allah yang sejati. Mengapa demikian? karena dosa membuat manusia mati secara rohani, sehingga tidak mungkin dapat menyelamatkan dirinya sendiri tampa ada campur tangan Allah yang mencari dan melahirbarukan kembali.
Karya Keselamatan Allah
Keselamatan bagi orang-orang percaya, bukanlah sebuah reaksi Allah akan dosa manusia. Allah telah menetapkan dari kekekalan tentang siapa yang akan diselamatkan, dengan cara apa, bahkan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Inilah yang disebut dengan Pactum Saluntis.
Ketika Allah Bapa mengutus Allah Anak untuk datang ke dunia untuk menebus dosa manusia. Jadi apa yang telah Allah tetapkan dalam kekekalan , dieksekusi oleh Yesus Kristus dalam sejarah. inilah yang disebut dengan Ordo Saluntis secara objectif. Sedangkan Roh Kudus secara subjectif menerapkan keselamatan itu pada manusia. Dikatakan secara subjectif, karena Roh Kudus melakukannya di dalam diri kita. Sedangkan Yesus Kristus dikatakan secara objectif karena melakukannya di luar diri kita, yaitu dnegan karya penebusan-Nya di kayu salib. Kita sendiri adalah sebagai covenant people yang menerima keselamatan dimampukan untuk mengenal Kristus, berelasi kembali sehingga dapat mengenal Allah Bapa. Tujuan dari keselamatan adalah hubungan manusia dengan Allah dipulihkan.
Ordo Saluntis: The Order of Salvation.
- Kelahiran Baru (Regeneration)- Hidup baru
Lahir baru adalah sepenuhnya karya Allah terhadap manusia melalui Roh Kudus yang bekerja secara langsung dan ekslusif dan mengubah kondisi spiritualnya. Sama sekali tidak ada andil manusia dalam regenrasi ini.
Bavick: (regenarsi adalah) karya Allah yang menanamkan prinsip kehidupan baru dalam diri manusia dan pengudusan pengaturan kecenderungan jiwa manusia.
Regeneration memiliki 2 elemen, yaitu lahir baru dan hidup baru. Kedua elemen ini tidaklah sama. Lahir baru mengacu pada suatu kejadian/event dalam hidup manusia yaitu ketika titik awal dia percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat. Sedangkan hidup baru adalah kehidupan setelah lahir baru.
- Pertobatan : Iman & Penyesalan (Conversion: Faith & repentance) – Arah Baru
Ketika kita masih hidup dalam dosa, semua kecenderungan hati, pikiran dan tindakan kita adalah untuk melawan Allah, dan berpusat pada diri kita sendiri. Namun, setelah lahir baru, Roh kudus menanamkan kesadaran baru bahwa semua itu adalah salah. Ada penyesalan rohani yang sejati, dampak dari perubahan pikiran, pendapat, keinginan, kehendak dan keyakinan bahwa arah hidup yang lama itu kerilu. Perubahan arah ini terlihat begitu jelas pada orang yang benar-benar mengalami kelahiran baru. Dosa yang dulu sangat disukai, akan menjadi sebuah kejijikan. Inilah yang disebut dengan Pertobatan Sejati, yaitu pertobatan yang berakar pada kelahiran baru, sehingga disebut sebagai pertobatan yang menyelamatkan.
Pertobatan yang sejati memberikan arah baru dalam kehidupan manusia, yang dulu menjauh dari Allah, berubah menjadi mendekat/ tertuju pada Allah.
Pada kenyataannya, setelah lahir baru dan memiliki kehidupan baru, kita tidak kebal terhadap dosa, sehingga sangat mungkin kita jatuh ke dalam dosa. Itulah sebabnya kita memerlukan pertobatan berulang yang merupakan buah dari kepekaan atas dosa-dosa tertentu yang sering munculkembali (1 Yoh 1:9) Pertobatan ini bukanlah pertobatan yang menyelamatkan.
- Pembenaran (Justification) – Status Baru
Pembenaran adalah tindakan Yudisial Allah yang mendekalrasikan bahwa semua tuntutan hukum yangharus dipenuhi oleh orang berdosa sudah dipenuhi dengan tuntas atas dasar kebenaran Yesus Kristus. Pembenaran ini adalah mengubah status kita, bukan mengubah kondisi kita. Jaid kita yang berdosa, telah dianggap benar oleh Tuhan melalui kebenaran Kristus.
Pembenaran ini yang membuat kita menerima pengampunan dosa dan restorasi hubungan pribadi kita dengan Allah dan penyatuan (communion) dengan Kristus, dan kita diadopsi menjadi anak-anak Allah.
Tuhan membenarkan (justifies) kita dengan dasar kebenaran Kristus melalui iman. Jadi iman hanyalah instrument untuk menerima Kristus dan kebenaran-Nya, bukan dasar dari pembenaran.
- Pengudusan (Sanctification) – kemajuan baru
Merupakan karya Roh Kudus yang bersifat anugerah yang berkesinambungan, yang dengannya Ia membebaskan orang berdosa dari polusi dosa, memperbarui keseluruhan naturnya dalam rupa Allah dan memampukannya berbuat baik. Perbuatan baik yang dimaksudahkan di sini adalah perbuatan baik yang sesuai dengan standard Allah, bukan standard manusia yang bisa saja dilakukan oleh manusia tanpa mengalami kelahiran baru. Tetapi perbuatan baik yang seuai dengan standard hukum Allah hanya bisa dilakukan bagi mereka yang telah telah mengalami kelahiran baru dan dalam proses pengudusan.
Proses pengudusan ini memiliki dua aspek, yaitu mematikan manusia lama dan membangkitkan manusia baru. Proses pengudusan ini merupakan sebuah proses yang panjang dan tidak pernah selesai ketika kita masih hidup di dunia ini. Proses ini hanya akan menjadi sempurna saat kita meninggal dan menerima kebangkitan tubuh.
- Ketekunan (Perseverance) – kegigihan baru
Ketekunan orang kudus adalah karya Roh Kudus yang berkesinambungan dalam diberi orang percaya yang dengannya karya sudah dimulai Allah dalam hati orang berdosa akan dibawa sampai pada kesudahannya. Manusia yang telah ditebus bisa saja jatuh dalam dosa, tetapi tidak akan jatuh sedemikian fatal sampai keluar dari anugerah keselamatan yang telah dijanjikan.
Dengan demikian penekanan dari keselamatan ini adalah pada kesetiaan Allah, bukan kesetiaan manusia. Bukan dari berapa teguh kita memegang tangan Allah, tetapi betapa kuatnya tangan Allah yang memegang kita. Sebagai manusia, kita begitu lemah dan rapuh, jika mengandalkan kekuatan kita, maka tidak mungkin kita dapat bertahan untuk terus memegang tangan Allah.
Saya teringat ada masa kelam dalam hidup saya Sembilan tahun yang lalu, dimana dalam kekecewaan saya seolah ingin lari dari Tuhan. Saya telah menghentikan semua pelayanan saya. Dalam beberapa bulan, doa saya terasa begitu hambar, seakan-akan antara saya dan Tuhan ada tembok yang begitu tebal. Kehidupan saya mungkin terlihat masih berjalan seprti biasanya, tetapi saya tahu bahwa saya menjalaninya seperti mayat hidup yang berjalan, tidak ada sukacita dan damai sejahtera. Namun dalam kondisi kelam itu, disaat saya mungkin rasanya ingin melepaskan tangan saya dari Kristus, tetapi Dia tidak melepaskan saya. Sama sekali tidak. Setahap demi setahap, Tuhan menyapa saya lewat banyak hal di sekeliling saya, mulai dari lagu, lewat video di youtube, renungan kotbah sampai pada pengalaman hidup yang mendesak saya untuk kembali kepada Tuhan untuk sekali lagi mempercayai-Nya dalam kerapuhan. Tuhan membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang dapat dipercayai. Pelan-pelan hati saya mencair dan mulai kembali memandang-Nya. Pada titik itu saya sadar, Tuhan mengasihi saya dan tidak melepaskan saya yang begitu rapuh. Jika sampai pada titik ini saya masih memegang teguh iman saya, itu sama sekali bukan karena saya yang kuat, tetapi karena anugerah Allah yang tidak pernah melepaskan saya. Itulah Perseverance of saints.
[1] Gua Thailand: Bagaimana para remaja bertahan dalam gelap begitu lama hanya dengan sedikit bekal? https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44806611 diakses 02 Desember 2022.
Recent Comments